Minggu, 27 November 2016

Ya Allah, jika dia jodohku maka dekatkanlah, jika bukan maka jauhkanlah



Aku tidak tahu dari mana aku akan mulai kisah aku. Aku sebagai wanita hanya bisa berdoa kelak ketentraman hati ini akan kekal. Jauh dilubuk hati ini sangat mengharapkan ketenangan jiwa dan pikiran, menantikan kebahagiaan yang tak tahu kapan pasti tiba menghampiri jiwa ini.
‘’Ya Ilahi, engkau lah penetram jiwa ini, engkaulah pemberi kebahagiaan yang kekal, engkau lah yang berhak memberi apa yang hamba butuhkan, engkau juga yang tahu pasti penyebab kegundahan hati ini. Ya Allah, hamba mengharap sebaik-baiknya jodoh yang telah engkau siapkan untukku, jika dia benar jodohku dekatkan lah kami ya allah, jika dia bukan jodohku jauhkan ia dari ku, sesungguh nya engkau maha pengasih lagi maha penyayang. Amin’’
Butiran bening mengaliri pipi ku, perlahan namun pasti jatuh. Gundah, ini yang aku rasakan malam ini, rindu yang menyelimuti hati ini setiap detik, seakan jiwa ini telah dibawa pergi olehnya.
’’ Ya allah dosakah aku bila merindukannya, dosakah aku menyayanginya, dosakah aku ya allah mencintainya sementara dia belum halal untuk diriku. Ya allah sesungguhnya hati ini berserah padamu seutuhnya’’
Sepasang mata ini menatap langit cerah, dipenuhi bintang yang berkelap-kelip seolah tersenyum kepada jiwa yang gundah ini, bulan belum sepenuhnya bulat, namun dia tak pernah berhenti untuk menyinari bumi. Sebagai mana nikmat yang engkau berikan ya allah, tak pernah berhenti untuk diri ini.
‘’nisa..’’ terdengar suara panggilan dari dalam, suara yang tak asing di telinga ini, suara yang tak lain adalah milik mama, wanita yang sangat aku cintai dan sangat aku sayangi, jika tidak ada beliau maka tidak ada diri ini untuk menikmati fananya dunia.
‘’iya ma’’ sahutku dari luar sembari senyum kecil menghias bibir ini.
‘’sedang apa nisa diluar sendirian sayang, angin malam ga baik untuk kesehatan nisa’’
‘’ga kok ma, nisa Cuma ingin lihat langit aja, rasanya nisa kalau lihat langit hati nisa itu tentram banget, rasanya beban yang ada dipundak nisa ini hilang semua’’
‘’kamu ini ada-ada aja, kamu kan belum sehat betul sayang, kamu harus banyak-banyak istirahat’’
‘’ma nisa mau tanya sedikit boleh’’
‘’boleh, apa itu’’
‘’ma dosakah kita mencintai laki-laki yang belum halal buat kita’’
‘’nisa, manusia diciptakan berpasang-pasangan, jika nisa merasakan nisa mulai mencintai laki-laki yang belum halal untuk nisa, maka sebaik-baik jalan adalah menikah, tapi jika allah belum menghendaki menikah dengan lelaki yang kita ingin kan, kita harus bersabar lah, insyaallah allah akan menggantikan dengan lelaki yang lebih baik lagi. Napa tanya soal itu, hmm,, anak mama mulai merasakannya ya’’
‘’heee,,,,’’ aku tersenyum malu didepan mama ‘’nisa semalam bertemu lelaki itu, dialah yang sudah menolong nisa dari jambret, pada saat itu nisa ga tahu harus berbuat apa, nisa bingung ma, dompet nisa sudah hilang dibawa jambret, tapi ga lama kemudian datang lah azhari membawa dompet nisa’’ aku terus tersenyum mengingat kejadian itu.
‘’hmm,,, itu artinya nisa telah jatuh cinta pada pandangan pertama nisa bersama azhari’’
‘’iya ma, nisa ga tahu setelah kejadian itu nisa terus teringat wajah nya, kebaikannya, semuanya lah ma, padahal nisa ga tau kalau dia nolongin nisa mengejar jambret itu, tiba-tiba dia datang gitu aja ngembalikan dompet nisa yang dibawa jambret. Kuasa allah memang benar-benar nyata kan ma, apa yang dia kehendaki terjadi, maka terjadilah’’
‘’iya sayang, kita sebagai hamba hanya bisa berdo’a meminta yang terbaik untuk diri kita’’
‘’iya ma, nisa hanya berharap kelak nisa mendapat jodoh sebaik-baik lelaki’’
‘’amin. Ya udah yuk masuk, lama-lama mama ga kuat nahan angin malam ne, dingin banget’’ sambil mama berjalan masuk kedalam rumah.
‘’hmm,,, mama dah mulai tua neh, jadi mama harus banyak-banyak istirahat’’ aku juga mengikuti langkah mama, sambil memeluk manja tangan mama.
‘’iyalah mama mulai tua, anak mama seorang neh sudah pandai pula mulai mencintai lelaki’’
‘’ma, jangan kasih tau papa dulu yah’’
‘’lah kenapa harus ditutupi, papa tuh kan papa nisa sendiri’’
‘’iya ma, nisa Cuma ga ingin papa nanti jadi banyak pikiran, nisa ini kan hanya anak dia seorang aja, mana lagi nanti papa tau nisa mulai jatuh cinta, sudah pasti lah tu papa berfikir macam-macam’’
‘’iss,,, ga baik lah nisa seudzon sama papa sendiri’’
‘’bukan seudzon ma, nisa Cuma khawatir aja, ya lah nisa kan belum pasti lagi sama azhari ma’’
‘’iyalahh,,, mama ngerti,, dah sana masuk kamar, istirahat, besok nisa ada interview kan’’
‘’iyah,,, dah mama,, good night’’
‘’good night sayang’’
Kulangkahkan kaki ini menjejaki dari satu tangga ketangga yang lain, perasaan khawatir yang tadi menyelimuti hati ini tergantikan sudah dengan sedikit kebahagiaan, walaupun kebahagiaan yang belum pasti.